LAPORAN PKP
LINK DOWNLOAD FILE
LAPORAN
PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL
MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN
MATEMATIKA TENTANG LUAS BANGUN DATAR
MELALUI MODEL TAKE AND GIVE SISWA KELAS VI
SD NEGERI 32
PAGAR ALAM
OLEH
HENGKI PURBAH
NIM.835862075
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata
Kulia pemantapan Kemampuan Profesional (PDGK 4501)
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH
UNIVERSITAS TERBUKA
PALEMBANG
LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL
:
|
MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN
MATEMATIKA TENTANG LUAS BANGUN DATAR
MELALUI MODEL TAKE
AND GIVE SISWA KELAS VI SDN
32 PAGAR ALAM
|
NAMA :
HENGKI PURBAH
NIM :
835862075
PROGRAM : S-I PGSD
JUMLAH SIKLUS : 2 siklus
Mengetahui,
Pembimbing,
ADI
ELIPRIANSAH,S.Pd.
NIP.19770711 200701 1 007
|
Pagar alam, Oktober 2017,
Mahasiswa,
HENGKI PURBAH
NIM.835862075
|
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN
HASIL PERBAIKAN PEMBELAJARAN
PKP-PGSD/PDGK 4501
Nama Mahasiswa : HENGKI PURBAH
NIM :
835862075
Program Studi : S.1 PGSD
Tempat Mengajar : SDN 32 PAGAR
ALAM
Jumlah Siklus : 2 Siklus
Hari dan Tanggal Pelaksanaan : Siklus 1, Hari Kamis, 12 Oktober
2017
Siklus 2, Hari Kamis, 19 Oktober 2017
Masalah yang merupakan fokus perbaikan
:
1. Apakah
model pembelajaran Take And Give dapat meningkatkan hasil belajar
matematika siswa kelas VI SD Negeri 32 Pagar Alam pada materi “Luas Bangun
Datar”?
2. Bagaimana
Penggunaan model pembelajaran Take And Give untuk meningkatkan
hasil belajar matematika siswa kelas VI SD Negeri 32 Pagar Alam pada materi “
Luas Bangun Datar” ?
Mengetahui,
Supervisor I
ADI ELIPRIANSAH,S.Pd
NIP.19770711 200701 1 007
|
Pagar alam, 31 Oktober 2017,
Mahasiswa,
HENGKI PURBAH
NIM.835862075
|
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Saya menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa laporan praktik Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) yang saya susun
sebagai syarat untuk memenuhi mata kuliah PKP pada Program Studi S-1 PGSD
Universitas Terbuka (UT) seluruhnya
merupakan hasil karya saya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam
penulisan laporan PKP yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah
dituliskan dalam sebenarnya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika
penulisan karya ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan
seluruh atau sebagian laporan PKP ini bukan hasil karya sendiri atau adanya
plagiasi dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi, termasuk
pencabutan gelar akademik yang saya sandang sesuai dengan perundang-undangan
yang berlaku.
|
Pagar alam, 31 Oktober 2017
Yang membuat pernyataan
HENGKI PURBAH
NIM. 835862075
|
KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
ridho-Nya dapat terselesaikan laporan hasil perbaikan dan pembelajaran ini.
Shalawat serta salam senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
memberikan petunjuk dan teladan bagi umat-Nya.
Penulisan laporan PKP ini merupakan realisasi dari
penelitian, pelaksanaan pembelajaran perbaikan serta sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar (S-I) Program Studi PGSD,mata kulia PKP ( Pemantapan Kemampuan
Profesional) Fakultas Keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Terbuka.
Penulis menyadari dalam penulisan laporan perbaikan
pembelajaran ini, masih banyak kekurangan dan kelemahannya. Itu semua karena
keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu kritik dan saran sangat
penulis harapkan demi perbaikan di masa yang akan datang.
Penulis
ucapkan banyak terima kasih atas motivasi, saran dan bimbingan atas
terselesainya penulisan laporan ini. Untuk itu penulis ucapkan terima kasih
kepada :
1.
Bapak. Adi Elipriansah,S.Pd, pembimbing (Pembimbing) atas segala
bimbingan, koreksi, dan sarannya;
2.
Ibu
Suhartati,S.Pd Selaku Kepala Sekolah SD Negeri 32 Pagar Alam Yang Telah Memberi
izin untuk Penelitian dan atas segala bimbingan, koreksi dan sarannya;
3.
Ibu. Herawati,S.Pd.SD,
selaku Teman Sejawat (Supervisor
2) atas segala bimbingan, koreksi dan sarannya;
4.
Rekan-rekan Mahasiswa seperjuangan dan
rekan-rekan Guru SDN 32 Pagar alam atas
dorongan dan semangatnya;
5.
Orang
tua, Istri tercinta (Kusmilah) serta Anak ku (Hafizd Al Habib) yang selalu mendoakan dan memberikan semangat.
6.
Semua
pihak yang telah membantu terselesainya Laporan Pemantapan Kemampuan
Profesional (PKP)
Akhirnya penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi
penulis sendiri pada khususnya, dan bagi semua pihak pada umumnya. Penulis juga
menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan, sehingga
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
memperbaiki kuwalitas dalam penulisannya.
Pagar
alam, Oktober 2017
Penulis
HENGKI PURBAH
DAFTAR
ISI
LAMPIRAN
1.
Surat
kesediaan Supervisor 2 sebagai pembimbing PKP
2.
Perencanan PTK
3.
Berkas RPP Pra Siklus,Siklus 1, Siklus 2
4.
Lembar Opservasi /Pengamatan terisi
5.
Jurnal Bimbingan dengan supervisor 2
6.
Hasil pekerjaan siswa terbaik dan terburuk per
siklus .
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
langkah-langkah model pembeljaran TAKE AND GIVE............... 16
Tabel 3.1
Jadwal pelaksanaan perbaikan.......................................................... 21
Tabel 4.1
perolehan nilai evaluasi prasiklus dan siklus 1................................ 32
Tabel 4.2
perolehan nilai evaluasi siklus 1 dan siklus 2.................................. 33
Tabel 4.3
perolehan nilai evaluasi pra siklus,
siklus 1,siklus 2....................... 34
DAFTAR
GAMBAR
DAFTAR
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat kesediaan Supervisor 2 sebagai pembimbing PKP
Lampiran 2 : Perencanan PTK
Lampiran 3 : Berkas RPP Pra Siklus,Siklus 1, Siklus 2
Lampiran 4 : Lembar Opservasi /Pengamatan terisi
Lampiran 5 : Jurnal Bimbingan dengan supervisor 2
Lampiran 6 : Hasil pekerjaan siswa terbaik dan terburuk per siklus .
DAFTAR
DIAGRAM
Grafik 4.1 Perolehan
Nilai Evaluasi Pada Pra Siklu,Siklus1,Siklus 2............. 36
Grafik 4.2 persentase
pencapian KKM Pra Siklu,Siklus1,Siklus 2................. 36
ABSTRAK
HENGKI PURBAH, 2017 NIM : 835862075. “ Meningkatan Hasil Pembelajaran Matematika Tentang Luas Bangun Datar Melalui
Model TAKE AND GIVE Siswa Kelas VI SDN 32 Pagar Alam ”. Supervisor (1) Adi Elipriansah, S.Pd, Supervisor (2) Herawati,S.Pd.SD
Berdasarkan hasil
penelitan belajar siswa pada pembelajaran matematika di Sd Negeri 32 Pagar Alam, tempat penulis mengajar, terutama
siswa kelas VI tentang Luas Bangun Datar, masih belum menujukan hasil yang
memuaskan. Hal tersebut terlihat dari hasil evaluasi atau ulangan harian
pelajaran matematika masih banyak yang belum mencapai target ketuntasan minimal
(KKM). Dari 39 siswa yang terdiri dari 19 laki-laki, 20 perempuan hanya 15
siswa yang memperoleh nilai ≥
60 , kalau dibuat persentase berarti 38,5% siswa yang menguasai materi
pelajaran. Hal ini disebabkan materi terlalu sulit, Guru kurang menguasai
materi sehingga kurang percaya diri, dan pelajaran hanya tertuju kepada siswa
yang aktif, saja hasil evaluasi siswa tidak tuntas atau tidak mencapai KKM , siswa kurang konsentrasi ketika guru menerangkan
pelajaran. Berdasarkan rumumusan masalah tersebut peneliti melakukan perbaikan
pembelajaran melalui PTK menggunakan model pembelajaran kooperatif TAKE AND GIVE dengan harapan semua
permasalahan dapat teratasi. Perbaikan pembelajaran dilaksanakan dalam 2
siklus pada siklus pertama sudah
menujukan hasil peningkatan hasil belajar dari 15 siswa
yang mendapat nilai ≥ 60
(38,5 % ) menjadi 23 siswa (58,97 %). Pada Siklus kedua juga meningkat
dari 23 siswa menjadi 30 siswa atau (76,92
% ) berdasarkan hasil diskusi dan pengamatan observer dengan
penulis masih ditemukan faktor-faktor yang masih perlu di perbaiki, namun
penulis menyelesaikan penelitian ini pada 2 siklus. Penulis akhirnya
menyimpulkan bahwa model kooperatif Take and Give dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas VI Sd Negeri 32
Pagar Alam, dibuktikan dengan meningkatnya aktifitas dan hasil belajar
dari siklus I dan siklus II.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Mtk, Model Take and Give.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Nasional bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab ( UU Sidiknas No. 20
Th. 2003:179) Tujuan ini
dituangkan dalam tujuan pembelajaran matematika yaitu melatih cara berfikir dan
bernalar, mengembangkan aktifitas kreatif, mengembangkan kemampuan memecahkan
masalah, mengembangkan kemampuan menyampaikan infomasi atau mengkomunikasikan
gagasan. Sehingga matematika merupakan bidang ilmu yang strategis untuk membentuk generasi yang siap menghadapi
era global yang penuh dengan kompetitif tersebut.
Matematika sebagai disiplin ilmu turut andil dalam pengembangan dunia
teknologi yang kini telah mencapai puncak kecanggihan dalam mengisi berbagai
dimensi kebutuhan hidup manusia. Era global yang ditandai dengan kemajuan
teknologi informatika, industri otomotif, perbankan, dan dunia bisnis lainnya,
menjadi bukti nyata adanya peran matematika dalam revolusi teknologi.
Matematika memilik peran yang
sangat signifikan dalam kehidupan masa depan suatu bangsa . sebagai seorang
guru di sekolah dasar yang mengajarkan dasar-dasar matematika perlu mengetahui
berbagai strategi pembelajaran sehingga hasil belajar matematika dapat
ditingkatkan namun kenyataan dilapangan menujukan bahwa hasil belajar
matematika selalu berada ditingkat bawah dibandingkan dengan mata pelajaran
lainya.
Hal tersebut dapat dilihat dari hasil ulangan harian
matematika yang pertama pada kompetensi dasar operasi hitung dari 39
siswa hanya 15 siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar , kalau dibuat
persentase berarti 38,5% siswa yang berhasil, sedangkan didalam Model Kurikulum
Tingat Satuan Pendidikan (KTSP) SD/MI kreteria ideal ketuntasan masing-masing
indikator 75 %, dan untuk mata pelajaran matematika nilai ketuntasan belajar
minimal yang menjadi Target Pencapaian Kompetensi (TPK) adalah 60% (KTSP 2006
SD/MI: 16). Sedangkan operasi hitung
merupakan dasar bagi kompetensi dasar seperti menghitung luas bangun, volum
bangun, dan sebagainya. Kondisi tersebut disebabkan oleh kenyataan sehari-hari
yang menunjukkan bahwa siswa kelihatannya jenuh mengikuti pelajaran matematika.
Pembelajaran sehari-hari menggunakan metode ceramah dan latihan-latihan soal
secara individual, dan tidak ada interaksi antar siswa yang pandai, sedang, dan
normal. Hal ini terbukti sebagian besar siswa mengeluh apabila diajak belajar
matematika. Sering jika diberi tugas tidak selesai tepat waktu, dan lebih suka
bermain dan mengobrol, alasannya pelajaran matematika memusingkan dan lain-lain.
Guru dalam proses belajar mengajar harus memiliki kompetensi
tersendiri guna mencapai harapan yang dicita-citakan dalam melaksanakan
pendidikan pada umumnya dan proses belajar mengajar pada khususnya. Guru harus
senantiasa berpikir kretif dalam setiap kegiatan pembelajaran.
Salah
satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yang optimal adalah iklim
belajar yang baik, peningkatan sistem pembelajaran dalam upaya meningkatkan
mutu pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan dapat diciptakan dengan penerapan
sistem pembelajaran yang sesuai.
Penyebab kurang baiknya hasil belajar siswa disebabkan oleh
kurang tepatnya guru dalam memilih metode belajar. Metode inilah yang sangat
menentukan kegiatan siswa dalam belajar untuk memperoleh maksud yang
diharapkan. (Sudjana 2009 : 50)
Guru harus selalu berpikir kreatif agar dapat melaksanakan
pembelajaran yang menuntut siswa aktif, membangun suasana kelas semakin hidup
sehingga siswa memiliki kesempatan untuk
berinteraksi dengan siswa yang lainnya. Hal ini dimaksudkan supaya siswa
dapat mengembangkan potensi dan prestasinya.
Menurut hasil evaluasi di atas maka perlunya diadakan
perbaikan pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis terlihat jelas bahwa dalam
upaya meningkatkan hasil belajar pelajaran matematika diperlukan memperbaiki
kerakteristik siswa dan lingkungan belajar. Menurut Muyasa (2007:12) bahwa guru
merupakan peran penting dalam pelaksanaan pembelajaran yang lebih lanjut, oleh
karena itu guru disebut ahli penyebar informasi yang baik juga berperan sebagai
perencana, pelaksana, dan penilai pembelajaran.
Menyikapi kondisi tersebut
penulis sebagai guru kelas VI yang harus menyiapkan peserta didik menuju ujian
akhir sekolah dan mampu bersaing dalam mengikuti tes masuk SMP Negeri, selalu
berusaha memperbaiki pembelajaran dengan mengkondisikan pembelajaran yang
memudahkan, mengasyikkan, dan menyenangkan bagi siswa. Usaha tersebut akan
diwujudkan dalam suatu penelitian tindakan kelas yang akan menerapkan
pembelajaran Take and Give.
Model pembelajaran Take and adalah Model Pembelajaran menerima dan memberi (Take and
Give) merupakan model pembelajaran yang memiliki sintaks, menuntut siswa mampu
memahami materi pelajaran yang diberikan guru dan teman sebayanya (siswa
lain).. Take and Give juga memiliki keunggulan bahwa siswa yang
dikelompokkan secara heterogen berdasarkan kemampuan siswa terhadap matematika
akan terjadi interaksi yang positif dalam menyelesaikan masalah, seperti tutor
sebaya dan lain-lain. Jika sebelumnya tidak ada interaksi antar individu, maka
dalam Take and Give siswa dapat bekerja sama dalam menyelesaikan masalah sampai
semua anggota kelompok dapat menyelesaikan masalah. Kelompok dikatakan tidak
selesai jika ada anggotanya belum selesai.
Dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi
yang diajarkan, maka penulis melakukan perbaikan pembelajaran merujuk kepada
Penelitia Tindakan Kelas (PTK). Kegiatan tersebut berfungsi ganda, selain dapat
memperbaiki pembelajaran juga untuk mengembangkan diri secara profesional
sesuai tugas mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) pada jenjang
S.1 Universitas Terbuka.
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengalaman dan pengamatan penulis terhadap
pelaksanaan pembelajaran matematika siswa kelas VI SD N 32 Pagar Alam ada beberapa masalah yang
dapat menghambat pencapian tujuan pembelajaran khususnya pada pembelajaran
matematika diantaranya :
a.
Siswa
kurang konsentrasi ketika guru menerangkan pelajaran matematika, anak
asyik ngobrol dengan teman sebangkunya.
b.
Guru terlalu banyak ceramah pada waktu
menyampaikan pembelajaran matematika, menyebabkan siswa menjadi bosan dalam
menerima pelajaran.
c.
Siswa tidak memiliki motivasi yang tinggi untuk
untuk mempelajari matematika karena dianggap pelajaran yang sulit dan tidak
menyenangkan.
d.
Banyak nilai matematika siswa yang tidak mecapai KKM ( ≥
60 ),Dari 39 hanya 15 siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar , kalau
dibuat persentase berarti 38,5% siswa yang berhasil, Jauh dari Target
Pencapaian Kompetensi (TPK) adalah 60% siswa tuntas.
2. Analisis Masalah
Pada awalnya mungkin guru bingung untuk mengidentifikasi
masalah, oleh karena itu guru tidak mesti memulai dengan masalah. Setelah
penulis mengidentifikasi masalah yang ada dalam pelajaran matematika, maka
penulis dapat merumuskan analisis masalah sebagai berikut :
a.
Guru tidak bisa mengelola kelas dengan baik
sehingga kondisi kelas tidak kondusif, siswa merasa tidak nyaman ketika
pembelajaran berlangsung.
b.
Metode yang digunakan oleh guru kurang tepat
karena terlalu banyak ceramah mengakibatkan pembelajaran menoton dan
membosankan
c.
Guru kurang menguasai materi sehingga kurang
percaya diri, dan pelajaran hanya tertuju kepada siswa yang aktif saja.
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Adapun alternatif yang harus dilaksanakan dalam pengelolaan
kelas adalah dengan menggunakan metode yang tepat, maka penulis merencanakan
melakukan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan
mencoba mengimplementasikan model pembelajaran Take and Give pada pembelajaran
matematika di kelas VI SDN 32 Pagar Alam
pada materi “Luas Bangun Datar”.
B. Rumusan Masalah
Masalah adalah segala rintangan
tentang hambatan dan kesulitan yang memerlukan pemecahan jawaban agar usaha
tujuan yang dimaksud dapat berhasil dengan baik. Adapun rumusan masalah pada
peneliti ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana
cara meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VI SD Negeri 32 Pagar Alam?
2. Apakah
model pembelajaran Take and Give dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa
kelas VI SD Negeri 32 Pagar Alam pada materi “Luas Bangun Datar”?
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan rumusan masalah yang
dikembangkan, maka tujuan perbaikan pembelajaran ini adalah sebagai berikut :
1.
Meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses
pembelajaran matematika dengan materi “Luas Bangun Datar” melalui penerapan Model
Pembelajaran Take and Give.
2.
Menganalisis penigkatan hasil belajar siswa
setelah diterapkannya Model Pembelajaran Take
and Give.
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Manfaat yang diharapkan dari
penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Siswa
a.
Dapat menigkatkan pemahaman dan kemampuan siswa
dalam membangun pemahaman konsep materi pembelajaran.
b.
Dapat meningkatkan aktifitas dan motivasi dalam
pembelajaran.
c.
Dapat membantu kesulitan dalam memahami materi
pembelajaran.
d.
Dapat mengubah konsep siswa dalam pembelajaran
matematika sehingga lebih menyenangkan, mengasyikan, dam mudah di mengerti.
2. Bagi Guru
a.
Dapat meningkatkan wawasan guru dalam hal
pengetahuan, serta meningkatkan kreatifitas guru dalam pembelajaran matematika
pada khususnya dan pada mata pelajaran lain pada umumnya.
b.
Dapat memilih strategi dan pendekatan
pembelajaran yang tepat.
c.
Dapat memilih dan menggunakan media yang tepat.
3. Bagi Sekolah
Hasil perbaikan pembelajaran ini dapat bermanfaat untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran sekaligus meningkatkan mutu pendidikan dan
penyelenggaraan pendidikan serta membangun institusi sekolah sebagai sekolah
yang memiliki keunggulan dalam inovasi pembelajaran dan mutu kelulusannya.
KAJIAN
PUSTAKA
A. Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan
guru di dalam kelasya sendiri melalui refleksi diri,dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil beljarnya meningkat.
Wardhani dan Wihardit Mengatakan “Penelitian tindakan kelas
merupakan penelitian dalam bidang sosial,yang menggunakan refleksi diri sebagai
metode utama, dilakukan oleh orang yang terlibat didalamnya, serta bertujuan
untuk melakukan perbaikan dalam berbagai
aspek ” (Wardhani dan Wihardit 2014 :1.4).
Menurut Sanjaya dalam
Indriana (2013) Secara bahasa ada tiga
istilah yang berkaitan dengan penelitian tindakan kelas (PTK), yakni
penelitian, tindakan, dan kelas. Pertama, penelitian adalah suatu perlakuan
yang menggunakan metologi untuk memecahkan suatu masalah. Kedua, tindakan dapat
diartikan sebagai perlakuan yang dilakukan oleh guru untuk memperbaiki mutu.
Ketiga kelas menunjukkan pada tempat berlangsungnya tindakan.http://zulfaidah-indriana.blogspot.co.id/2013/05/pengertian-dan-karakteristik-penelitian.html
Berdasarkan beberapa
pemahaman mengenai PTK diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas
(PTK) adalah suatu pengamatan yang menerapkan tindakan didalam kelas dengan
menggunakan aturan sesuai dengan metodologi penelitian yang dilakukan dalam
beberapa periode atau siklus, yang dilakukan guru di dalam kelas tempat
ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan/peningkatan proses dan praktik
pembelajaran antara guru dan siswa di dalam kelas.
Tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki
dan meningkatkan kualitas praktik mengajar dan pembelajaran secara
berkesinambungan, sehingga menigkatkan mutu pendidikan untuk mencapai tujuan
yang diharapkan.
B.
Matematika
1.
Pengertian
Matematika merupakan bahan kajian yang memiliki obyek
abstrak dan di bangun pelalui proses penalaran yang deduktif, yaitu kebenaran
yang diperoleh sebagai akibat dari kebenaran sebelumnya. Secara etimologi
pengertian matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathemata yang
berarti belajar atau hal yang dipelajari (thing
that are learned). Dalam bahasa
belanda disebut wiskunde atau ilmu
pasti. Seperti terdapat dalam undang-undang sidiknas tahun 2003 sebagai
nerikut:
“Matematika
berasal dari bahas latin Manthanein atau
Mathema yang berarti belajar atau hal
yang dipelajarai, sedangkan dalam bahasa belanda disebut Wiskunde atau ilmu pasti , yang semuanya berkaitan dengan
penalaran. Ciri utama matematika adalah penalaran Deduktif yaitu suatu konsep atau pernyataan yang diperoleh sebagai
akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga kaitan antar konsep atau
pernyataan dalam matematika bersifat konsisten”. (Depdikdas 2003:5)
Ide tentang matematika berbeda-beda tergantung pada
pengalaman dan pengetahuan masing-masing, ada tambah, kurang, kali, dan bagi.
Tetapi ada pula yang mencakup topik seperti aljabar, geometri, trigonometri.
Banyak pula yang beranggapan bahwa matematika mencakup segala sesuatu yang
berkaitan dengan berpikir logis.
“Matematika
adalah salah satu cara untuk menemukan jawaban terhadap maslah yang dihadapi
manusia, suatu cara menemukakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang
menghitung dan yang paling penting adalah pemikiran dalam diri manusia itu
sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan”. (Abdurrahaman,2003:252)
Sampai saat ini belum ada kesepakatan yang bulat di antara
para matematikawan, apa yang disebut matematika itu. Sasaran penelaahan
matematika tidaklah konkrit, tetapi abstrak. Dengan mengetahui sasaran
penelaahan matematika, kita dapat mengetahui hakekat matematika yang sekaligus
dapat kita ketahui juga cara berpikir matematika itu. Seperti dikatakan oleh “James dan James dalam artikel Athar (2009)
Mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang
logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan
satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi ke dalam tiga
bidang, yaitu aljabar, analisis, dan geometri. Sebagai contoh, adanya pendapat
yang mengatakan bahwa matematika itu timbul karena pikiran-pikiran manusia yang
berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran yang terbagi menjadi empat
wawasan yang luas yaitu aritmetika, aljabar, geometri, dan analisis dengan
aritmetika mencakup teori bilangan dan satistika”.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa matematika adalah ilmu pasti yang berkaitan dengan penalaran
(logika), mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan
satu dengan lainya. Terbagi dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan
geometri, serta matematika merupakan salah satu cara untuk menemukan jawaban
terhadap masalah yang dihadapi manusia terutama masalah perhitungan,bentu dan
ukuran Pembelajaran matematika mengikuti bentuk spiral, menekankan pola pikir
deduktif dan pembelajaran matematika menganut kebenaran yang konsisten.
2.
Ruang
Lingkup Matematika
Standar kompetensi matematika merupakan seperangkat kompetensi
matematika yang dibukukan dan harus ditunjukan oleh siswa pada hasil belajarnya
pada mata pelajaran matematika. Standar ini dirinci dalam komponen kompetensi
dasar beserta hasil belajarnya, indikator dan materi pokok untuk setiap
aspeknya. Pengorganisasian dan pengelompokan materi pada materi berdasarkan
disiplin menurut ilmunya atau didasarkan menurut kemahiran atau kecakapan yang
hendak dicapai. Aspek atau ruang lingkup materi pada standar kompetensi
matematika adalah bilangan, pengukuran, geometri, aljabar trigonometri,
peluang, statistik dan kalkulus.
3.
Tujuan
Matematika
Dalam kurikulum standar kompetensi mata pelajaran
matematika kurikulum KTSP 2006, Mata pelajaran matematika bertujuan agar siswa
memiliki kemampuan sebagai berikut :
a.
Memahami konsep matematika, menjelaskan
ketrkaitan antar konsep dan mengaflikasikan konsep atau algoritma, secara
luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.
b.
Menggunakan penalaran pada pola dan sifat,
melakukan manifulasi matematika, dalam membuat generalisasi, menyusun bukti
atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
c.
Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan
memahami masalah merancang model matematika, menyelesaikan model dan
menafsirkan solusi yang diperoleh.
d.
Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel
diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
e.
Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika
dalam kehidupan yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam
mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan
masalah.
C. Model Pembelajaran Take and
Give
Model Pembelajaran Take and
Give adalah Model
Pembelajaran menerima dan memberi (Take and Give) merupakan model pembelajaran
yang memiliki sintaks, menuntut siswa mampu memahami materi pelajaran yang
diberikan guru dan teman sebayanya (siswa lain). Wina Sanjaya
juga mengatakan “Pembelajaran Take and Give adalah sistem pembelajaran
yang berusaha memanfaatkan teman sejawat (siswa lain) sebagai sumber belajar,
disamping guru dan sumber belajar lain”. (Sanjaya, 2009:191)
Solihatin dan
Raharjo dalam pendapatnya mengartikan“Take and Give
mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama atau membantu
diantara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok yang
terdiri dari dua orang atau lebih di mana keberhasilan kerja sama kelompok
tersebut tergantung oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu
sendiri”. (Solihatin dan Raharjo , 2008:4)
Menurut Wina Sanjaya juga mengatakan“ Pembelajaran Take and Give merupakan model pembelajaran dengan
menggunakan sistem pengelompokkan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang
yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku
yang berbeda (heterogen), sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok”. (Sanjaya ,
2009:240)
Dari beberapa
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Take and Give adalah suatu model pembelajaran inovatif yang
mengutamakan kerja sama dalam suatu kelompok belajar yang terdiri dua orang
atau lebih, dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
Meskipun dalam
prakteknya sering dikeluhkan sebagai suatu kegiatan yang sulit dilaksanakan
kerena berbagai sebab, namun banyak penelitian yang mendorong terselenggaranya
kegiatan belajar secara berkelompok ini. Keuntungan yang ditunjukan para
peneliti adalah keuntungan baik menyangkut sikap sosial yang positif maupun
meningkatkan hasil belajar.
Adapun
keuntungan dan keterbatasan pembelajaran Take and Give menurut Yamin dan Ansari dalam Tinah (2009:6) adalah :
1.
Mengajarkan
siswa percaya kepada guru dan lebih percaya lagi pada kemampuan sendiri untuk
berfikir, mencari informasi dan sumber lain, dan belajar dari siswa lain.
2.
Mendorong siswa
untuk mengungkapkan idenya secara verbal dan membandingkanya dengan ide
temanya.
3. Membantu
siswa belajar menghormati siswa yang pintar dan siswa lemah dan menerima
perbedaan ini.
4. Strategi
efektif bagi siswa untuk mencapai hasil akademik dan sosial termasuk
meningkatkan prestasi, percaya diri, dan hubungan interpersonal positif antara
satu siswa dengan yang lain, meningkatkan keterampilan manajemen waktu dan
sikap positif terhadap sekolah.
5. Banyak
menyediakan kesempatan kepada siswa untuk membandingkan jawabanya dan menilai
ketepatan jawaban itu.
6.
Suatu strategi
yang dapat digunakan secara bersama dengan orang lain seperti pemecahan
masalah.
7. Mendorong
siswa lemah untuk tetap berbuat, dan membantu siswa pintar mengidentifikasikan
celah–celah dalam pemahamanya.
8. Interaksi
yang tejadi selama Take and Give
membantu
memotivasi siswa dan mendorong pemikiranya.
9.
Dapat
memberikan kesempatan kepada para siswa belajar keterampilan bertanya dan
mengomentari suatu masalah.
10.
Dapat
menimbang bakat kepemimpinan dan mengajarakan keterampilan diskusi.
11.
Memudahkan
siswa melakukan interaksi sosial.
12. Menghargai
ide orang lain yang dirasa lebih baik.
13. Meningkatkan
kemampuan berfikir kreatif .
Disamping keuntungan–keuntungan tersebut Take and Give
juga
memiliki beberapa keterbatasan antara lain :
1.
Beberapa siswa mungkin pada awalnya
segan mengeluarkan ide, takut dinilai temanya dalam group.
2.
Tidak semua siswa secara otomatis
memahami dan menerima filosofi Take and Give. Guru banyak tersita waktu untuk
mensosialisaikan siswa belajar dengan cara ini.
3.
Penggunaan Take and Give
harus
sangat rinci melaporkan setiap penampilan siswa dan tiap tugas siswa, dan
banyak menghabiskan waktu mengthitung hasil persentasi group.
4.
Meskipun kerjasama sangat penting untuk
ketuntasan belajar siswa, banyak aktifitas kehidupan didasarkan pada usaha
individual namun siswa harus belajar menjadi percaya diri, itu susah untuk
dicapai karena memiliki latar belakang berbeda.
5.
Sulit
membentuk kelompok yang solid yang dapat bekerjasama secara harmonis.
6.
Penilaian
terhadap murid secara individu menjadi sulit karena tersembunyi di belakang
kelompok.
Dari beberapa
uraian tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan Take and Give memiliki banyak keuntungan positif bagi siswa maupun
guru, walaupun masih terdapat beberapa keterbatasan yang perlu untuk ditindak
lanjuti dalam proses pembelajaran kooperatif.
D. Model Pembelajaran Take and Give
1.
Pengertian
Model Pembelajaran Take and Give
“Pembelajaran tipe Take and Give ini merupakan salah satu
tipe dari pemberlajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil
dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara hiterogen. Diawali
dengan penyampaian tujuan pembelajaran,penyampaian materi,kegiatan
kelompok,kuis dan penghargaan kelompok” (Trianto,2011 : 68)
Pembelajaran
kooperatif merupakan suatu model pengajaran dimana siswa belajar dalam
kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Dalam
menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan membantu
untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Belajar belum selesai jika salah satu
teman dalam kelompok belum menguasai bahan pembelajaran.
2.
Persiapan
Kegiatan Pembelajaran Take and Give
Seperti halnya pembelajaran lainya, pembelajaran Take and Give ini juga membutuhkan persiapan
yang matang sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Menurut Trianto
(2011:69) persiapan-persiapan tersebut antara lain:
a. Perangkat
pembelajaran
Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran ini perlu di
persiapkan perangkat pembelajaranya, yang meliputi Rencana pembelajaran, Buku
siswa, lembar kegiatan siswa beserta lembar jawabanya.
b. Membentuk
kelompok
Menentukan anggota kelompok diusahakan kemampuan siswa
dalam kelompok adalah hiterogen dan kemampuan antar satu kelmpok dengan
kelompok lainya relatif homogen.Apabila kemungkinan kelompk kooperatif perlu
memperhatikan ras,agama,jenis kelamin,dan latar belakang sosial. Apabila dalam
kelas trdiri atas ras dan latar belakang yang relatif sama, maka pembentukan
kelompok dapat didasarkan pada prestasi akademik yaitu :
1.
Siswa dalam kelas terlebih dahulu di rengking
sesuai kepandaian dalam mata pelajaran matematika, tujuanya adalah untuk
mengurutkan siswa sesuai kemampuan matematikanya dan di gunakan untuk
mengelompokan siswa ke dalam kelompok.
2.
Menentukan tiga kelompok dalam kelas yaitu
kelompok atas, kelompok menengah dan kelompok bawah.
3.
Menentukan skor awal, Skor awal dapat digunakan
dalam kelas kooperatif adalah nilai ulangan atau kuis sebelumnya.
4.
Penagturan tempat duduk, Pengaturan tempat duduk
dalam kelas kooperatif perlu juga diatur dengan baik, hal ini dilakuakan untuk
menujang keberhasilan pembelajaran koopreratif, apabila tidak ada pengaturan
akan menimbulkan kekacaauan yang menyebabkan gagalnya pembelajaran pada kelas
kooperatif.
5.
Kerja kelompok, Untuk mencegah adanya hambatan
pada pembelajaran Take and Give terlebih dahulu diadakan kerja sama kelompok. Hal
ini bertujuan untuk lebih jauh mengenalkan masing-masing individu dalam
kelompok.
3.
Langkah-langkah
pembelajaran Take and Give
Langkah-langkah
pembelajaran TAKE AND GIVE dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel : 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran TAKE AND GIVE
Fase
|
Tingkah laku Guru
|
Fase 1
Menyampaikan
kompetensi yang diharapkan dan memotivasi siswa
|
Guru menyampaikan
standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang diharapkan, dan
memotivasi siswa belajar.
|
Fase 2
Menyajikan informasi
|
Guru menyajikan informasi
kepada siswa dengan jalan demontrasi atau lewat bahan bacaan.
|
Fase 3
Mengorganisasikan
siswa ke dalam kelompok bekerja dan belajar
|
Guru menjelaskan
kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap
kelompok agar melakukan diskusi secara efisien.
|
Fase 4
Membimbing kelompok
bekerja dan belajar
|
Guru membimbing
kelompok –kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
|
Fase 5
Evaluasi
|
Guru mengevaluasi
hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
|
Fase 6
Memberikan penghargaan
|
Guru mencari cara-cara untuk menghargai upaya hasil belajar
individu maupun kelompok.
|
4. Kelebihan
dan Kekurangan Metode Pembelajaran Take and Give
Suatu strategi atau model
pambelajaran mempunyai keunggulan dan kekurangan. Demikian pula dengan
pembelajaran Take and Give.
1. Siswa bekerja
sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok.
2. Siswa aktif
membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama.
3. Aktif berperan
sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok.
4. Interaksi antar
siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.
5. Meningkatkan
kecakapan individu.
6. Meningkatkan
kecakapan kelompok.
7. Tidak bersifat
kompetitif.
8. Tidak memiliki
rasa dendam.
b.
Kekurangan
metode pembelajaran Take And Give antara lain :
1. Konstribusi
dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang.
2. Siswa
berprestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan karena peran anggota yang
pandai lebih dominan.
3. Membutuhkan
waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai target kurikulum.
4. Membutuhkan
waktu yang lebih lama untuk guru sehingga pada umumnya guru tidak mau menggunakan
pembelajaran Take and
Give.
5. Membutuhkan
kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat melakukan pembelajaran Take and Give.
6.
Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama
E. Hasil Belajar
Setiap
kegiatan belajar akan berakhir dengan hasil belajar. Hasil belajar tiap siswa
dikelas terkumpul dalam himpunan belajar kelas. Semua hasil belajar tersebut
merupakan bahan yang baik bagi guru maupun murid. Bagi guru, hasil belajar
berguna untuk melakukan perbaikan tindak mengajar dan evaluasi sedangkan bagi
siswa, hasil belajar tersebut berguna untuk memperbaiki cara-cara belajar lebih
lanjut. Menurut Sudjana (2009:22), “ Hasil belajar
ialah kemampuan-kemapuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya ”.
“ Hasil belajar
merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi
guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang
lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar.Tingkat perkembangan
mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor. Sedangkan dari sisi
guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran”. (Dimyati
dan Mudjiono, 2009:26)
Berdasarkan teori
Taksonomi Bloom dan kawan-kawan dalam Dimyati dan Mudjiono (2009:26) hasil
belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain
kognitif, afektif, psikomotorik. Perinciannya adalah sebagai berikut :
1. Ranah
Kognitif
Berkenaan dengan
hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.
2. Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif
meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai,
organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.
3.
Ranah Psikomotor
Meliputi
keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi neuromuscular (menghubungkan,
mengamati).
Abdurruahman (2003:39) mengartikan hasil belajar sebagai
berikut,
“
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui proses
kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang
yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan prilaku yang relatif
menetap. Dalam kegiatan belajar yang terprogram dan terkontrol yang disebut
kegiatan pembelajaran atau kegiatan yang intruksional , tujuan belajar telah
ditetapkan terlebih dahulu oleh guru. Anak yang berhasil dalam belajar ialah
yang berhasil mencapai tujuan–tujuan pembelajaran atau tujuan–tujuan
intruksional ”.
Hasil belajar
adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau
kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila
siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang
lebih baik lagi. Untuk mengetahui apakah tujuan pengajaran suatu bidang studi
sudah tercapai, diadakan tes. Tes hasil belajar adalah hasil tes yang
dipergunakan untuk menilai hasil – hasil pelajaran yang diberikan oleh guru
kepada siswa dalam waktu tertentu.
Berdasarkan
pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar ialah suatu perubahan
pada siswa setelah menerima pengalaman belajarnya dan biasanya ditunjukan
dengan nilai tes yang diberikan oleh guru.
BAB II
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek, Tempat, Waktu Penelitian
1.
Subjek
Penelitian
Pelaksanaan
perbaikan dilakukan di kelas VI SDN 32 Pagar Alam kelurahan Bangun Rejo
Kecamatan Pagaralam Utara Kota Pagar Alam, dengan jumlah siswa 39 orang terdiri
dari 19 orang siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Dengan materi “Luas
Bangun Datar ” pada mata pelajara matematika.
Dalam
melaksanakan pembelajaran di kelas guru harus memperhatikan karakteristik siswa, latar belakang keluarga
dan tahap perkembangan psikologisnya sehingga dalam implementasinya pada
pembelajaran yang dilakukan lebih bermakna bagi siswa.
2.
Tempat
Penelitian
Lokasi pelaksanaan penelitian
perbaikan pembelajaran yang penulis laksanakan
adalah disalah satu SD yang
berada di Kelurahan Kuripan Babas Kecamatan Pagar Alam Utara,
Kota Pagar Alam tepatnya di SDN 32 Kota Pagar Alam.
-
Sekolah yang digunakan penulis dalam
melaksanakan perbaikan pembelajaran adalah
di SDN 32 Pagar Alam Karena penulis merupakan salah satu personil guru
di SD tersebut.
-
Kelas yang digunakan dalam pelaksanaan pebaikan
pembelajaran adalah di kelas VI dengan jumlah murid sebanyak 39 siswa.
-
Mata pelajaran yang dilakukan dalam pelaksanaan
perbaikan ini adalah mata pelajaran matematika.
3.
Waktu
Penelitian
Waktu pelaksanaan perbaikan
pembelajaran dilakukan 2 siklus, yaitu siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 12 Oktober
2017 dan siklus 2 dilaksanakan pada tanggal 19 Oktober 2017 , dengan waktu
pelaksanaan sebagai tertera dalam tabel 3.1
Tabel 3.1
Jadwal Pelaksanaan Perbaikan
No
|
Hari/Tanggal
|
Mata Pelajaran
|
Keterangan
|
1.
|
Kamis,
12 Oktober
2017
|
Matematika
|
Siklus I
|
2.
|
Kamis,
19 Oktober
2017
|
Matematika
|
Siklus II
|
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Perbaikan pembelajaran dilakuakan melalui penelitian
tindakan kelas (PTK) yang di bagi menjadi 2 siklus tindakan, masing-masing
siklus mempunyai 4 tahap kegiatan, diantaranya :
1.
Perencanaan
2.
Pelaksanaan
3.
Observasi
4.
Evaluasi (analisis data ) dan refleksi
1. Siklus 1
a. Tahap Perencanaan
Hasil analisis dan perumusan masalah tersebut di atas
menunjukan bahwa program perbaikan pembelajaran dilakukan oleh guru untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi pelajaran matematika.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal berikut ini
adalah langkah-langkah persiapan yang perlu dilakukan sebelum memulai proses
pembelajaran :
a.
Membuat skenario pembelajaran.
b.
Kegiatan pembelajaran pada siklus 1 dilakukan
penulis sesuai dengan rencana perbaikan pembelajaran adalah dengan menggunakan model
Take and Give.
c.
Mempersiapkan sarana dan fasilitas yang
digunakan untuk mendukung pelaksanaan tindakan.
d.
Mempersiapkan format dan cara observasi baik
bagi guru maupun bagi siswa serta membuat kesepakatan dengan supervisor 1 dan
supervisor 2 mengenai hal-hal yang berkaitan dengan observasi.
e.
Melaksanakan simulasi rencana perbaikan
pembelajaran siklus 1.
Sebelum melaksanakan perbaikan, dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut :
a.
Menentukan teman sejawat.
Teman sejawat berperan membantu mengobservasi jalannya
proses perbaikan pembelajaran dari setiap siklus, yang sekaligus sebagai teman
berdiskusi. Sedangkan identitas teman sejawat yang menjadi pilihan penulis
adalah :
Nama : HERAWATI,S.Pd
Jabatan :
Guru SDN 32 Pagar Alam
Pendidikan : S-1
PGSD
b.
Menentukan kegiatan yang akan dilaksanakan
dengan teman sejawat :
1)
Mengadakan pertemuan jika menemukan masalah.
2)
Menentukan sasaran yang akan diobservasi sesuai
dengan fokus perbaikan.
3)
Mengobservasi jalannya proses perbaiakan
pembelajaran
4)
Melaporkan hasil pengamatan selama pembelajaran.
c.
Menyusun skenario pembelajaran sebanyak 2 siklus
d.
Mempersiapkan sarana dan prasarana yang
menunjang perbaikan pembelajaran
e.
Mempersiapkan langkah-langkah perbaikan
pembelajaran
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan
pembelajaran melalui PTK dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung.
Siklus 1 dilakukan pada tanggal 26 Oktober 2017 dengan materi luas
bangun datar tujuan pembelajaran ini adalah Siswa dapat Menurunkan rumus luas
berbagai bangun datar dari luas persegi panjang , Menerapkan rumus luas bangun datar dalam pemecahan masalah, dan Menghitung luas segi banyak yang merupakan gabungan dari dua
bangun datar sederhana.
Kegiatan perbaikan pembelajaran siklus I adalah dengan
menggunakan model Take and Give. Adapun langkah-langkah pokok kegiatan
pembelajaran matematikaadalah sbagai berikut :
1.
Guru Melakukan
apersepsi dengan tanya jawab untuk mengiring pemahaman peserta
didik terhadap materi yang akan
2.
Guru Menyampaikan kompetensi dan indikator pembelajaran yang ingin dicapai.
3.
Pada kegiatan
inti : guru menyajikan materi dan langkah-langkah kegiatan secara umum, lalu
membagi siswa dalam beberapa kelompok kecil untuk mendiskusikan permasalahan
mengenai luas bangun datar dan mempersentasikanya didepan kelas.
4.
Pada akhir
kegiatan : siswa dibimbing guru untuk menyimpulakan materi luas bangun datar.
5.
Setelah materi
pembelajaran selesai, dilakukan tes formatif untuk melihat tingkat pemahaman
siswa tentang materi luas bangun datar.
Pembelajaran dilaksanakan dalam waktu 3 x 35 menit ( 1 x
Pertemuan) dan pada akhir pembelajaran dilalukan tes tertulis dengan jumlah
soal 5 dengan waktu ±
30 menit.
c. Observasi
Observasi adalah pengamatan
dengan tujuan mengumpulkan data yang valid dan akurat yang diperlukan untuk
menjawab masalah tertentu yang timbul dalam penelitian. Observasi ini bertumpu
pada proses dan hasil serta pengaruh pembelajaran yang dilakukan sebagai
tindakan perbaikan terhadap siswa. Pengaruh serta proses yang telah diamati,
diidentifikasai kemudian hasilnya akan digunakan untuk menyususn kembali
langkah-langkah perbaikan.
Pelaksanaan obsevasi pada penelitian tindakan kelas ini
dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu lembar observasi/APKG 1 (penilaian
RPP) dan APKG 2 ( kemampuan menyajikan/mengajar). Lembar observasi yang
disiapkan meliputi lembar observasi tentang aktifitas siswa, minat belajar
siswa, pedoman observasi guru dalam pembelajaran, kelemahan atau kekurangan
yang ada ada saat pembelajaran, baik dari segi guru maupun siswa yang akan di
catat oleh obsever sebagai perbaikan pada siklus berikutnya.
d. Evaluasi ( Analisis data) dan Refleksi
1. Tes Mengukur Kemampuan Siswa
Tes merupakan alat ukur kemampuan yang berupa seperangkat
pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk mengukur apakah materi yang
diberikan sudah atau belum berhasil. Menurut Arikunto (2007 : 105 ) tes adalah
pernyataan atau latihaan yang
digunakan untuk mengukur
keterampilan,
Pengetahuan, intelejensi, atau bakat-bakat yang dimiliki
oleh individu atau kelompok. Oleh sebab itu penelitian dapat digunakan tes
prestasi dalam penelitian ini guna mengetahui sejauh mana keterampilan siswa
tentang materi yang dibahas. Instrumen-instrumen yang Digunakan Peneliti Dalam
Tes adalah Sebagai Berikut:
1.
Rencana
Perbaikan Pembelajaran ( terlampir )
2.
Lembar Pengamatan Siswa ( terlampir )
3.
Lembar Observasi Guru ( terlampir )
4.
Lembar Kegiatan Siswa ( terlampir )
5.
Lembar Evaluasi Akhir ( terlampir )
Kreteria keberhasilan pada siklus I di tunjukan dengan
rata-rata nilai tes yang di peroleh siswa 60,10 dan 58,97% siswa yang telah mencapai KKM. Pada akhir
siklus I dilakukan refleksi oleh guru dan teman sejawat/obsever, untuk mengkaji
strategi pembelajaran yang dilaksanakan guru dan mengkaji perbahantingkah laku
siswa selama dan setelah pemberian tindakan, sebagai acuan dalam membuat
rencana tindakan baru pada siklus berikutnya.
2. Refleksi Terhadap Proses Perbaikan
Pembelajaran
Berdasarkan pengamatan supervisor 2 dan hasil renungan
penelitian setelah melaksanakan perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran
matematika siklus 1, kami berdiskusi
untuk merefleksi terhadap pembelajaran, maka teridentifikasi kekuatan dan
kelemahan dari tindakan pembelajaran yang telah dilaksanakan sebagai berikut :
a. Kelebihan
1.
Berdasarkan pengamatan supervisor 2 dan hasil
renungan penelitian setelah melaksanakan perbaikan pembelajaran pada mata
pelajaran matematika siklus 1, tentang “Luas
Bangun Datar” dengan menggunakan metode Take and Give yaitu tahap aspek yang
diobservasi, yaitu 9 tahap aspek yang telah diobservasi, 6 tahap aspek sudah
menunjukan baik/terlaksanan sedangkan 3 tahap yang masih harus diperbaiki.
2.
Dengan mengunakan metode Take and Give , maka
berhasil untuk meningkatkan Hasil belajar siswa terhadap materi pembelajaran tentang “Luas
Bangun ruang.
b. Kelemahan
1.
Siswa masih belum terlibat sepenuhnya dalam
kegiatan kelompok.
2.
Guru kurang melibatkan siswa untuk mencari
informasi.
3.
Memfasilitasi siswa melalui Take and Give belum
optimal.
4.
Masih ada siswa yang ragu-ragu dalam bertanya
atau menjawab pertanyaan.
3. Refleksi terhadap Guru
Setelah
perbaikan pembelajaran dilaksanakan, berhasil menemukan kekuatan dan kelemahan
guru dalam proses pembelajaran sebagai berikut :
a. Kelebiahan
Melakukan hal-hal yang harus dilakukan dan diperhatikan
dalam pembelajaran yang berguna untuk meningkatkan keprofesionalan guru dalam
mengajar serta melaksanakan siklus berikutnya.
b. Kelemahan
1.
Hasil Belajar matematika siswa dengan metode Take
and Give belum tercapai.
2.
Guru masih mendominasi siswa dalam kegiatan
belajar siswa.
2. Siklus 2
a. Perencanaan
Hasil analisis dan perumusan
masalah tersebut di atas menunjukan bahwa program perbaikan pembelajaran
dilakukan oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi
pembelajaran matematikan karena hasilnya belum optimal paka peneliti
melanjutkan perbaikan pembelajaran ke siklus 2.
Untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang optimal berikut ini adalah langkah-langkah
persiapan yang perlu dilakukan sebelum memulai proses pembelajaran :
1.
Mengumpulkan data dari proses perbaikan
pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan (APKG ).
2.
Membuat skenario pembelajaran
3.
Kegiatan pembelajaran pada
siklus 1 dilakukan penulis sesuai dengan rencana
perbaikan pembelajaran adalah dengan menggunakan model Take
and Give.
4.
Mempersiapkan sarana dan fasilitas yaitu
digunakan untuk mendukung pelaksanaan tindakan.
5.
Mempersiapkan format dan cara observasi baik
bagi guru maupun siswa serta membuat kesepakatan dengan supervisor 1 dan
supervisor 2 mengenai hal-hal yang berkaitan dengan observasi.
6.
Melaksanakan simulasi rencana perbaikan
pembelajaran siklus 2.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan
pembelajaran melalui PTK dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung.
Siklus 1 dilakukan pada tanggal 12 Oktober 2017 dengan materi luas bangun
datar tujuan pembelajaran ini adalah Siswa dapat Menurunkan rumus luas berbagai
bangun datar dari luas persegi panjang ,
Menerapkan rumus luas bangun datar dalam pemecahan masalah, dan Menghitung luas
segi banyak yang merupakan gabungan dari dua bangun datar sederhana.
Kegiatan perbaikan pembelajaran siklus II adalah dengan
menggunakan model Take and Give. Adapun langkah-langkah pokok kegiatan
pembelajaran matematika adalah sbagai berikut :
1. Guru melakukan apersepsi
dengan tanya jawab untuk
mengiring pemahaman peserta didik terhadap materi yang akan
2. Guru menyampaikan
kompetensi dan indikator pembelajaran
yang ingin dicapai.
3. Pada kegiatan inti : guru menyajikan materi dan
langkah-langkah kegiatan secara umum, lalu membagi siswa dalam beberapa
kelompok kecil yang untuk mendiskusikan beberapa soal mengenai luas bangun datar secara berkelompok dan mempersentasikanya didepan kelas, kelompok
yang lain diminta untuk memberikan tanggapan atau pertanyaan.
4. Pada akhir kegiatan : siswa dibimbing guru untuk
menyimpulakan materi luas bangun datar.
5. Setelah materi pembelajaran selesai, dilakukan tes
formatif untuk melihat tingkat pemahaman siswa tentang materi luas bangun
datar.
Pembelajaran dilaksanakan dalam waktu 3 x 35 menit ( 1 x
Pertemuan) dan pada akhir pembelajaran dilalukan tes tertulis dengan jumlah
soal 5 dengan waktu ±
30 menit.
c. Observasi
Observasi adalah pengamatan
dengan tujuan mengumpulkan data yang valid dan akurat yang diperlukan untuk
menjawab masalah tertentu yang timbul dalam penelitian. Observasi ini bertumpu
pada proses dan hasil serta pengaruh pembelajaran yang dilakukan sebagai tindakan
perbaikan terhadap siswa. Pengaruh serta proses yang telah diamati,
diidentifikasai kemudian hasilnya akan digunakan untuk menyususn kembali
langkah-langkah perbaikan.
Pelaksanaan obsevasi pada penelitian tindakan kelas ini
dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu lembar observasi/APKG 1 (penilaian
RPP) dan APKG 2 ( kemampuan menyajikan/mengajar). Lembar observasi yang
disiapkan meliputi lembar observasi tentang aktifitas siswa, minat belajar
siswa, pedoman observasi guru dalam pembelajaran, kelemahan atau kekurangan
yang ada ada saat pembelajaran, baik dari segi guru maupun siswa yang akan di
catat oleh obsever sebagai perbaikan pada siklus berikutnya.
d. Evaluasi (analisis Data) Refleksi
1. Tes Mengukur Kemampuan Siswa
Tes merupakan alat ukur kemampuan yang berupa seperangkat
pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk mengukur apakah materi yang
diberikan sudah atau belum berhasil. Menurut Arikunto (2007 : 105 ) tes adalah
pernyataan atau latihaan yang
digunakan untuk mengukur
keterampilan,
Pengetahuan, intelejensi, atau bakat-bakat yang dimiliki
oleh individu atau kelompok. Oleh sebab itu penelitian dapat digunakan tes
prestasi dalam penelitian ini guna mengetahui sejauh mana keterampilan siswa
tentang materi yang dibahas. Instrumen-instrumen yang Digunakan Peneliti Dalam
Tes adalah Sebagai Berikut:
1.
Rencana
Perbaikan Pembelajaran ( terlampir )
2.
Lembar Pengamatan Siswa ( terlampir )
3.
Lembar Observasi Guru ( terlampir )
4.
Lembar Kegiatan Siswa ( terlampir )
5.
Lembar Evaluasi Akhir ( terlampir )
Kreteria keberhasilan pada siklus II di tunjukan dengan
rata-rata nilai tes yang di peroleh siswa 70,64
dan 76,92% siswa yang telah
mencapai KKM. Pada akhir siklus II dilakukan refleksi oleh guru dan teman
sejawat/obsever, untuk mengkaji strategi pembelajaran yang
dilaksanakan guru dan mengkaji perubahan tingkah laku siswa selama dan setelah
pemberian tindakan, sebagai acuan dalam membuat rencana tindakan baru pada
siklus berikutnya.
2. Refleksi Terhadap Proses Perbaikan
Pembelajaran
Berdasarkan pengamatan supervisor 2 dan hasil renungan
penelitian setelah melaksanakan perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran
matematika siklus 2, kami berdiskusi untuk merefleksi terhadap pembelajaran,
maka teridentifikasi hasil perbaikan pembelajaran sebagai berikut :
a.
Siswa sudah mampu menyelesaikan soal-soal
tentang luas bangun datar
b.
Merefleksi hasil belajar siswa kelas VI SD N 32 Pagar alam pada mata
pelajaran matematika tentang bilangan luas bangun datar sudah mencapai tujuan
yang diharapkan sehingga siklus 2 ini dapat dikatakan telah berhasil karena
dapat mengangkat kompetensi yang diharapkan. Jadi perbaikan pembelajaran hanya
sampai siklus 2 saja.
C. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian metode merupakan faktor yang sangat penting
yang menjadi tonggak berhasil atau tidaknya suatu penelitian. Penggunaan metode
yang tepat dan sesuai dengan masalah
dalam penelitian akan membuahkan
hasil yang Sempurna serta dapat dipertanggung jawabkan kebenerannya. Disamping
itu kesalahan-kesalahan yang terjadi saat penelitian dapat dikurangi seminimal
mungkin.
Teknik
dan alat yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut :
1.
Teknik pengamatan partisipatif. Guru sambil
menunaikan tugas mengajar, melaksanakan tindakan, juga melakukan pengamatan
terhadap kelas dan siswanya adalah alat yang dapat digunakan dalam teknik
pengamatan ini adalah (1) Pedoman observasi (formulir/lembar pengamatan dan
daftar cek), (2) Catatan lapangan (catatan tentang peristiwa yang dipandang
penting)
2.
Teknik wawancara, secara bebas atau terstruktur.
Alat yang dapat digunakan adalah pedoman / panduan wawancara.
3.
Teknik pengamatan dan analisis data yaitu hasil
tes formatif siswa
a.
Rumus mencari rata-rata
Jumlah Siswa
b.
Rumus mempresentase jumlah siswa yang mencapai
KKM
Jumlah
siswa
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskrifsi Hasil Penelitian Perbaikan
Pembelajaran
1.
Deskrifsi
Hasil Siklus 1
a.
Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap awal guru seperti biasa mengondisikan siswa pada
pembelajaran yang kondusif dengna cara berdoa, mengabsen, dan menyuruh siswa
untuk mempersiapkan alat tulis. Dilanjutkan dengan apersepsi kemudian
menjelaskan materi pembelajaran sehingga perhatian siswa lebih terfokus kepada
kegiatan pembelajaran memotivasi siswa dengan mengadakan tanya jawab supaya
kegiatan pembelajaran menjadi hidup siswa aktif dan ikut berpartisifasi dalam
kegiatan pembelajaran, siswa secara berkelompok mengerjakan soal latihan pada
lembar kerja siswa (LKS), guru bersama siswa membahas hasil pekerjaan seluruh
kelompok, menyimpulkan materi secara bersama-sama, mengadakan latihan per
individu, sebagai tindak lanjut guru memberikan pesan moral kepada siswa
sebagai pemahaman supaya siswa rajin belajar di rumah.
b. Pengamatan
Setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus 1
selesai maka dapat diketahui adanya kenaikan hasil belajar siswa dari perolehan
nilai sebelumnya (pra siklus).
Dari hasi nilai evaluasi pada Pra Siklus, masih banyak siswa
yang nilainya belum mencapai Keriteria Ketuntasan Minimal (KKM), KKM yang
ditargetkan adalah 60. Dari 39 orang siswa terdapat 24 orang siswa yang
nilainya belum mencapai KKM, jika dipersentasikan jumlah siswa yang nilainya
mencapai KKM adalah 38,46%. Setelah diadakan pada perbaikan pembelajaran pada
siklus 1, ternyata ada peningkatan yaitu menjadi 23 orang siswa yang nilainya
mencapai KKM. Jika dipersentasekan jumlah siswa yang mencapai KKM adalah 58,97 %.
Maka kenaikan persentase dari nilai evaluasi pra siklus ke siklus 1 yaitu 20,51%.
Ini membuktikan ada peningkatan nilai siswa antara Pra Siklus dan Siklus1.
Adapun hasil
perolehan nilai hasil evaluasi pada pembelajaran Pra Siklus, dan Siklus 1
adalah sebagai berikut.
Tabel 4.1
Perolehan Nilai Evaluasi Pra Siklus dan Siklus 1
No
|
NISN
|
Nama Siswa
|
KKM
|
Nilai
|
|
Pra Siklus
|
Siklus 1
|
||||
1
|
0040395829
|
AGENG SUSILO
|
60
|
20
|
40
|
2
|
0040395813
|
AHMAD KURNIAWAN
|
60
|
20
|
40
|
3
|
0040395817
|
AISYA KURNIATI
|
60
|
60
|
70
|
4
|
0040395844
|
ALVIEN YOHANDHA
|
60
|
90
|
100
|
5
|
0040395822
|
ANGGUN MEGA UTAMI
|
60
|
20
|
50
|
6
|
0049296882
|
ANNISA APRILIANI
|
60
|
60
|
60
|
7
|
0031649227
|
ARGA ALVANSYAH
|
60
|
70
|
86
|
8
|
0040395832
|
ARI WITONO
|
60
|
20
|
40
|
9
|
0040395833
|
AZHAR AL MUBAROQ
|
60
|
20
|
50
|
10
|
0048456044
|
AZIZAH RAMADAYANTI
|
60
|
65
|
85
|
11
|
0034830905
|
BUNGA AYU LESTARI
|
60
|
70
|
85
|
12
|
0031660194
|
DEKO SAPUTRA
|
60
|
20
|
45
|
13
|
0040395850
|
DEPRIANSYAH
|
60
|
20
|
40
|
14
|
0039218024
|
DIAN MUSLIM RAMADHAN
|
60
|
20
|
30
|
15
|
0040395827
|
ELIZA YULIANTI
|
60
|
68
|
78
|
16
|
0040395831
|
EVAN SUPANDI
|
60
|
25
|
60
|
17
|
0040395814
|
FADLI PUTRA HAFIZH
|
60
|
35
|
60
|
18
|
0034830907
|
JULIA MEGA SARI
|
60
|
60
|
65
|
19
|
0042549061
|
M.ALPARIZI
|
60
|
65
|
70
|
20
|
0040395843
|
MARSELA OKTAPIANI
|
60
|
20
|
50
|
21
|
0040395824
|
MEISA ANINDIA
|
60
|
65
|
80
|
22
|
0040395815
|
MENTARI MARISKA
|
60
|
20
|
50
|
23
|
0040395818
|
MUHAMAD ZEKRI
|
60
|
20
|
50
|
24
|
0040395826
|
MUHAMMAD RENDI RIANSYAH
|
60
|
25
|
50
|
25
|
0040395846
|
NIA FITRI ANGGRAINI
|
60
|
50
|
50
|
26
|
0040395841
|
NOVAL WIRA NATA
|
60
|
60
|
65
|
27
|
0040395820
|
OLGA FATIKA SARI
|
60
|
60
|
75
|
28
|
0040013474
|
REZA PRANATA
|
60
|
26
|
50
|
29
|
0040395835
|
REZATUL SUTARTI
|
60
|
66
|
75
|
30
|
0046258430
|
RIZKIA ATIN KINANTI
|
60
|
65
|
75
|
31
|
0040395847
|
SEPTA ALGA
|
60
|
50
|
60
|
32
|
0040395839
|
SEPTI LIANI
|
60
|
20
|
50
|
33
|
0020570152
|
SINDI RIVALDO
|
60
|
30
|
65
|
34
|
0040395836
|
SITI NUR UMI KHOPSYAH
|
60
|
55
|
65
|
35
|
0040395840
|
TRI ATIKA
|
60
|
70
|
80
|
36
|
0030495640
|
MEDIA ULANDIA
|
60
|
35
|
50
|
37
|
0049521116
|
YULIANTI
|
60
|
40
|
45
|
38
|
0040395828
|
ZAHID AKBAR
|
60
|
50
|
65
|
39
|
0039730795
|
ZULVAN PERNANDES
|
60
|
20
|
40
|
Rata-rata
|
|
42,95
|
60,10
|
||
Nilai
diatas KKM
|
|
15 org
(38,46 %)
|
23 org
(58,97%)
|
||
Nilai
dibawah KKM
|
|
24 org
(61,54 %)
|
16 org
(41,03%)
|
2.
Deskrifsi Siklus 2
a. Pelaksanaan Tindakan
Perbaikan pembelajaran pada siklus 2 guru memperbaiki
kelemahan dan kekurangan pada siklus 1, yaitu guru lebih mengefektifkan waktu,
melibatkan siswa dalam pembelajaran, memberikan lebih banyak soal-soal latihan
untuk di selesaikan secara berkelompok, lebih banyak memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya, dan
memberikan materi secara berulang-ulang.
b. Keberhasilan
Setelah memperbaiki kegiatan pembelajaran yang ada di siklus
1 maka pelaksanaan pada siklus 2
sudah membuat rancangan yang
lebih baik sehingga mengalami kemajuan dan peningkatan. Hal ini terbukti dengan
perbandingan nilai evaluasi pada siklus 1 dan siklus 2.
Adapun
perolehan nilai evaluasi pada siklus 1 yang dibandingkan dengan perolehan nilai
evaluasi siklus 2, dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel
4.2
Perolehan
Nilai Evaluasi Siklus 1 dan Siklus 2
No
|
NISN
|
Nama Siswa
|
Nilai
|
|
Siklus 1
|
siklus 2
|
|||
1
|
0040395829
|
AGENG SUSILO
|
40
|
50
|
2
|
0040395813
|
AHMAD KURNIAWAN
|
40
|
65
|
3
|
0040395817
|
AISYA KURNIATI
|
70
|
85
|
4
|
0040395844
|
ALVIEN YOHANDHA
|
100
|
100
|
5
|
0040395822
|
ANGGUN MEGA UTAMI
|
50
|
70
|
6
|
0049296882
|
ANNISA APRILIANI
|
60
|
75
|
7
|
0031649227
|
ARGA ALVANSYAH
|
86
|
100
|
8
|
0040395832
|
ARI WITONO
|
40
|
50
|
9
|
0040395833
|
AZHAR AL MUBAROQ
|
50
|
70
|
10
|
0048456044
|
AZIZAH RAMADAYANTI
|
85
|
90
|
11
|
0034830905
|
BUNGA AYU LESTARI
|
85
|
95
|
12
|
0031660194
|
DEKO SAPUTRA
|
45
|
50
|
13
|
0040395850
|
DEPRIANSYAH
|
40
|
50
|
14
|
0039218024
|
DIAN MUSLIM RAMADHAN
|
30
|
50
|
15
|
0040395827
|
ELIZA YULIANTI
|
78
|
100
|
16
|
0040395831
|
EVAN SUPANDI
|
60
|
70
|
17
|
0040395814
|
FADLI PUTRA HAFIZH
|
60
|
60
|
18
|
0034830907
|
JULIA MEGA SARI
|
65
|
80
|
19
|
0042549061
|
M.ALPARIZI
|
70
|
85
|
20
|
0040395843
|
MARSELA OKTAPIANI
|
50
|
60
|
21
|
0040395824
|
MEISA ANINDIA
|
80
|
100
|
22
|
0040395815
|
MENTARI MARISKA
|
50
|
70
|
23
|
0040395818
|
MUHAMAD ZEKRI
|
50
|
60
|
24
|
0040395826
|
MUHAMMAD RENDI RIANSYAH
|
50
|
70
|
25
|
0040395846
|
NIA FITRI ANGGRAINI
|
50
|
60
|
26
|
0040395841
|
NOVAL WIRA NATA
|
65
|
70
|
27
|
0040395820
|
OLGA FATIKA SARI
|
75
|
75
|
28
|
0040013474
|
REZA PRANATA
|
50
|
50
|
29
|
0040395835
|
REZATUL SUTARTI
|
75
|
80
|
30
|
0046258430
|
RIZKIA ATIN KINANTI
|
75
|
80
|
31
|
0040395847
|
SEPTA ALGA
|
60
|
60
|
32
|
0040395839
|
SEPTI LIANI
|
50
|
50
|
33
|
0020570152
|
SINDI RIVALDO
|
65
|
70
|
34
|
0040395836
|
SITI NUR UMI KHOPSYAH
|
65
|
75
|
35
|
0040395840
|
TRI ATIKA
|
80
|
100
|
36
|
0030495640
|
MEDIA ULANDIA
|
50
|
60
|
37
|
0049521116
|
YULIANTI
|
45
|
50
|
38
|
0040395828
|
ZAHID AKBAR
|
65
|
70
|
39
|
0039730795
|
ZULVAN PERNANDES
|
40
|
50
|
Rata-rata
|
60,10
|
70,64
|
||
Nilai di atas KKM
|
23 org (58,97%)
|
30 org
(76,92)
|
||
Nilai Dibawah KKM
|
16 org
(41,03%)
|
9 org
(23,08)
|
Ketarangan
: Batas Nilai KKM = 60
Adapun perbandingan perolehan nilai evaluasi mulai dari pra
siklus, siklus 1, siklus 2 dapat dilihat dari tabel di bawah ini.
Tabel
4.3
Rekafitulasi Perolehan Nilai Evaluasi pada Pra Siklus, Siklus 1 dan
Siklus 2
No
|
NISN
|
Nama Siswa
|
Nilai
|
||
Pra Siklus
|
Siklus 1
|
siklus 2
|
|||
1
|
0040395829
|
AGENG SUSILO
|
20
|
40
|
50
|
2
|
0040395813
|
AHMAD KURNIAWAN
|
20
|
40
|
65
|
3
|
0040395817
|
AISYA KURNIATI
|
60
|
70
|
85
|
4
|
0040395844
|
ALVIEN YOHANDHA
|
90
|
100
|
100
|
5
|
0040395822
|
ANGGUN MEGA UTAMI
|
20
|
50
|
70
|
6
|
0049296882
|
ANNISA APRILIANI
|
60
|
60
|
75
|
7
|
0031649227
|
ARGA ALVANSYAH
|
70
|
86
|
100
|
8
|
0040395832
|
ARI WITONO
|
20
|
40
|
50
|
9
|
0040395833
|
AZHAR AL MUBAROQ
|
20
|
50
|
70
|
10
|
0048456044
|
AZIZAH RAMADAYANTI
|
65
|
85
|
90
|
11
|
0034830905
|
BUNGA AYU LESTARI
|
70
|
85
|
95
|
12
|
0031660194
|
DEKO SAPUTRA
|
20
|
45
|
50
|
13
|
0040395850
|
DEPRIANSYAH
|
20
|
40
|
50
|
14
|
0039218024
|
DIAN MUSLIM RAMADHAN
|
20
|
30
|
50
|
15
|
0040395827
|
ELIZA YULIANTI
|
68
|
78
|
100
|
16
|
0040395831
|
EVAN SUPANDI
|
25
|
60
|
70
|
17
|
0040395814
|
FADLI PUTRA HAFIZH
|
35
|
60
|
60
|
18
|
0034830907
|
JULIA MEGA SARI
|
60
|
65
|
80
|
19
|
0042549061
|
M.ALPARIZI
|
65
|
70
|
85
|
20
|
0040395843
|
MARSELA OKTAPIANI
|
20
|
50
|
60
|
21
|
0040395824
|
MEISA ANINDIA
|
65
|
80
|
100
|
22
|
0040395815
|
MENTARI MARISKA
|
20
|
50
|
70
|
23
|
0040395818
|
MUHAMAD ZEKRI
|
20
|
50
|
60
|
24
|
0040395826
|
MUHAMMAD RENDI RIANSYAH
|
25
|
50
|
70
|
25
|
0040395846
|
NIA FITRI ANGGRAINI
|
50
|
50
|
60
|
26
|
0040395841
|
NOVAL WIRA NATA
|
60
|
65
|
70
|
27
|
0040395820
|
OLGA FATIKA SARI
|
60
|
75
|
75
|
28
|
0040013474
|
REZA PRANATA
|
26
|
50
|
50
|
29
|
0040395835
|
REZATUL SUTARTI
|
66
|
75
|
80
|
30
|
0046258430
|
RIZKIA ATIN KINANTI
|
65
|
75
|
80
|
31
|
0040395847
|
SEPTA ALGA
|
50
|
60
|
60
|
32
|
0040395839
|
SEPTI LIANI
|
20
|
50
|
50
|
33
|
0020570152
|
SINDI RIVALDO
|
30
|
65
|
70
|
34
|
0040395836
|
SITI NUR UMI KHOPSYAH
|
55
|
65
|
75
|
35
|
0040395840
|
TRI ATIKA
|
70
|
80
|
100
|
36
|
0030495640
|
MEDIA ULANDIA
|
35
|
50
|
60
|
37
|
0049521116
|
YULIANTI
|
40
|
45
|
50
|
38
|
0040395828
|
ZAHID AKBAR
|
50
|
65
|
70
|
39
|
0039730795
|
ZULVAN PERNANDES
|
20
|
40
|
50
|
Rata-rata
|
42,95
|
60,10
|
70,64
|
||
Nilai di atas KKM
|
15 org
(38,46%)
|
23 org
(58,97%)
|
30 org
(76,92%)
|
||
Persentase yang mencapai Target KKM
|
24 org
(61,54%)
|
16 Org
(41,03%)
|
9 Org
(23,08%)
|
Ketarangan
:
Batas Nilai KKM = 60
Adapun grafik perolehan nilai evaluasi mulai dari pra
siklus, siklus 1, siklus 2 dapat dilihat pada grafik di bawah ini :
Grafik
4.1
Grafik
Perolehan Nilai Evaluasi pada Pra Siklus, Siklus 1, Siklus 2
Grafik 4.2
Grafik Persentase
Pencapaian KKM Pra Siklus, Siklus 1, Siklus 2
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan
Pembelajaran
Pelaksanaan perbaikan
pembelajaran dibagi menjadi 2, yaitu siklus 1 dan siklus 2. Tujuan dilakukannya
perbaikan pembelajaran yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI pada mata pelajaran matematika tentang “Luas
Bangun Datar” dengan menggunakan model Take and Give.
Penulis
sebagai peneliti melakukan penelitian perbaikan pembelajaran di kelas VI SDN 32
Pagar Alam dengan menerapkan kaidah dan
prinsip-prinsip Penelitian Tindakan Kelas. Schmuck 1997 mengemukakan bahwa
Penelitian Tindakan Kelas adalah proses penelitian yang sistematis dan
terencana melalui perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelasnya
sendiri.
Berdasarkan
hasil diskusi dengan supervaisor 2 dan teman sejawat, dalam perbaikan
pembelajaran yang dilaksanakan sudah menunjukan peningkatan nilai hasil
evaluasi siswa mulai dari pra siklus,
siklus 1, dan siklus 2. Terbukti nilai evaluasi pada pra siklus ada 15
orang dari 39 orang siswa yang menempuh KKM. Setelah diadakan perbaikan pada
siklus 1, siswa yang mencapai KKM menjadi 23 orang. Kemudian pada pelaksanaan
perbaikan siklus 2 hasil evaluasi siswa bertambah menjadi 30 orang siswa yang
mencapai KKM. Ini menunjukan adanya hasil belajar yang merupakan akumulasi dari
suatu proses yang dilakukan dalam belajar.
Penggunaan
model Take and Give dalam proses pembelajaran matematika tentang “Luas Bangun
Datar” mampu meningkatkan hasil belajar siswa di kelas VI SD N 32 Pagar Alam. Karena metode
atau model pembelajaran merupakan cara yang digunakan guru dalam mempelajarkan
siswa.
Peran
guru dalam pembelajaran matematika yaitu menumbuhkan kesadaran tentang
pentingnya kekuatan matematika pada siswa, yaitu dengan ketekunan, keuletan,
minat, pengetahuan, daya temuan atau daya cipta. Maka guru harus profesional
dan kompeten, artinya guru harus mempunyai wawasan dan landasan yang dapat
dicapai dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran matematika. Wawasan ini
digunakan untuk pengembangan atau perbaikan pembelajaran.
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Penggunaan metode Take and
Give dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran matematika
tentang “Luas Bangun Datar” di kelas VI SD Negeri 32 Pagar Alam terbukti dari
hasil evaluasi siswa yang memperoleh nilai diatas KKM pra siklus ( 15 orang 38,46%) siklus 1( 23
orang 58,97%) dan siklus 2 30 orang 76,92%).
Dengan
adanya perbedaan individual siswa dalam hal menerima pelajaran, atau adanya tipe
belajar siswa yang berbeda, maka dalam menggunakan metode belajar peneliti
sebagai guru perlu menggunakan metode Take and Give. Metode mengajar ini
merupakan cara yang digunakan guru dalam membelajarkan siswa agar terjadi
interaksi dan proses belajar yang efektif dalam pembelajaran.
Hasil
belajar siswa di kelas VI SD Negeri 32 Pagar Alam terhadap pembelajaran
matematika tentang “Luas Bangun Datar” mencapai peningkatan yang signifikan
dilihat dari nilai evaluasi siswa dari mulai Pra Siklus, Siklus 1, sampai
Siklus 2.
B. Saran-saran
Berdasarkan beberapa
kemajuan yang dicapai dan hasil simpulan penelitian ini, maka perlu disampaikan
beberapa saran yang berkaitan dengan pemanfaatan hasil penelitian tindakan
kelas yang menerapkan pembelajaran Model
Kooperatif Take and Give, Beberapa sara yang perlu disampaikan adalah:
1. Bagi Guru matematika
a. Bagi teman-teman guru, untuk mengatasi
permasalahan pembelajaran matematika yang cenderung tidak disukai oleh siswa ,
maka sebagai alternatif penyelesaiannya adalah menerapkan model kooperatif Take
and Give.
b. Persiapan
guru/pendidik untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran dimaksimalkan agar
hasil lebih baik, seperti penyusunan RPP, dan sebagainya
c. Mengkondisikan
atau pengusaan kelas pada proses belajar yang maksimal sehingga hasil belajar
sisiwa memuaskan
2.
Bagi
sekolah
a.
Perlunya sekolah memfasilitasi segala kebutuhan
sarana dan prasarana pembelajaran agar dapat membantu terciptanya pembelajaran
yang berkualitas.
b.
Perlunya sekolah memberi ruang dan kebebasan
bagi guru untuk melakukan inovasi pembelajaran.
3. Bagi siswa
a.
Siswa perlu memberdayakan semua sumber belajar
maupun media belajar yang mampu meningkatkan minat siswa dalam membangun
pemahaman konsep melalui alat peraga, gambar-gambar dam media lainnya.
b.
Perlu kesungguhan dalam mengikuti aktifitas
pembelajaran di kelas agar dapat melatih kemampuan berfikir kritis terhadap
materi pembelajaran yang diterimanya.
4.
Bagi
peneliti
Laporan Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) ini sangan
bermanfaat dalam menambah pengetahuan dan pengalaman.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdurahman, Mulyono. 2003. Pendidikan
Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : Depdikbud dan Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Reeka Cipta.
________________. 2007. Dasar-Dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Athar, M. 2009. “Pengertian Matematika”. http: // magfirahathar. Blogspo
com/2009/11/ pengertian-matematika.html. Diakses
tanggal 20 Oktober 2017.
Depdiknas. 2003. Undang –
Undang Repoblik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas RI.
_____________. Standar
Kompentensi Mata Pelajaran Matematika. Jakarta : Depdiknas.
Dimyati, dan Mudjiono, 2009. Belajar
dan Pembelajaran. Jakarta
: Reneka Cipta.
Indriana. 2013.Pengertian dan
Karakteristik Penelitian. http://zulfaidah-indriana.blogspot.co.id/2013/05/pengertian-dan-karakteristik penelitian.html.
Diakses tanggal 20 Oktober 2017.
Mulyasa, E., 2007. Kurikulum Berbasis
Kompetensi,Bandung:Remaja. Rodaskarya.
Nur, Mohammad. 2003. Teori Pembelajaran Kognitif.
Surabaya: PPS IKIP Surabaya.
Sanjaya, Wina. 2009. Strategi
Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana
Prenada Media Group.
Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Solihatin, Etin, dan
Raharjo. 2009. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS.
Jakarta : Bumi Aksra.
Tinah, Silpa. 2009.
“Penarapan Teknik Think Pair Square pada Pembelajaran Matematika di SMP Gajah
Mada Palembang”. Skripsi. Palembang : FKIP Universitas PGRI.
Trianto. 2007. Model –
Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta :
Prestasi Pustaka.
Wardani, I.G.A.K dan Wihardit Kuswaya.2014. Penelitian Tindakan Kelas. Tanggerang Selatan : Universitas Terbuka.
Wardani, I.G.A.K dkk. :2014 .Pemantapan
Kemampuan Profesional (PKP)-PGSD. Tanggerang Selatan : Universitas Terbuka.