Alur TIRTA
TIRTA
dikembangkan dari satu model umum coaching yang dikenal sangat
luas dan telah banyak diaplikasikan, yaitu GROW model. GROW adalah
kepanjangan dari Goal, Reality, Options dan Will.
o
Pada tahapan 1) Goal (Tujuan): coach perlu
mengetahui apa tujuan yang hendak dicapai coachee dari
sesi coaching ini,
o
2) Reality (Hal-hal yang nyata):
proses menggali semua hal yang terjadi pada diri coachee,
o
3) Options (Pilihan): coach membantu coachee dalam
memilah dan memilih hasil pemikiran selama sesi yang nantinya akan dijadikan
sebuah rancangan aksi.
o
4) Will (Keinginan untuk maju):
komitmen coachee dalam membuat sebuah rencana aksi dan
menjalankannya.
Alur TIRTA
Alur percakapan coaching TIRTA
dikembangkan dengan semangat merdeka belajar yang membuat kita memiliki
paradigma berpikir, prinsip dan keterampilan coaching untuk
memfasilitasi rekan sejawat agar dapat belajar dari situasi yang dihadapi dan
membuat keputusan-keputusan bijaksana secara mandiri. Hal ini
penting mengingat tujuan coaching yaitu untuk
pengembangan diri dan membangun kemandirian. Melalui alur percakapan coaching TIRTA,
kita diharapkan dapat melakukan pendampingan baik kepada rekan sejawat maupun
muridnya.
Dari segi
bahasa, TIRTA berarti air. Air mengalir dari hulu ke hilir. Jika kita ibaratkan
murid kita adalah air, maka biarlah ia merdeka, mengalir lepas hingga ke hilir
potensinya.
Sebagai seorang coach salah satu peran
terpentingnya adalah membantu coachee menyadari
potensi yang dimiliki untuk mengembangkan kompetensi dirinya, dan menjadi mandiri
melalui pendampingan yang mengedepankan semangat memberdayakan
TIRTA (Tujuan)
Tujuan
Umum (Tahap awal dimana kedua pihak coach dan coachee menyepakati
tujuan pembicaraan yang akan berlangsung. Idealnya tujuan ini datang dari coachee)
Dalam
tujuan umum, beberapa hal yang dapat coach rancang (dalam
pikiran coach) dan yang dapat ditanyakan kepada coachee diantaranya:
1. Apa
rencana pertemuan ini?
2. Apa
tujuannya?
3. Apa
tujuan dari pertemuan ini?
4. Apa
definisi tujuan akhir yang diketahui?
5.
Apakah ukuran keberhasilan pertemuan ini?
Seorang coach menanyakan
kepada coachee tentang sebenarnya tujuan yang ingin diraih
TIRTA (Identifikasi)
Identifikasi
(Coach melakukan penggalian dan pemetaan situasi yang sedang
dibicarakan, dan menghubungkan dengan fakta-fakta yang ada pada saat sesi)
Beberapa
hal yang dapat ditanyakan dalam tahap identifikasi ini diantaranya adalah:
1. Kesempatan
apa yang Bapak/Ibu miliki sekarang?
2. Dari
skala 1 hingga 10, dimana posisi Bapak/Ibu sekarang dalam pencapaian tujuan
Anda?
3. Apa
kekuatan Bapak/Ibu dalam mencapai tujuan tersebut?
4. Peluang/kemungkinan
apa yang bisa Bapak/Ibu ambil?
5. Apa
hambatan atau gangguan yang dapat menghalangi Bapak/Ibu dalam meraih tujuan?
6.
Apa solusinya?
TIRTA (Rencana Aksi)
Rencana
Aksi (Pengembangan ide atau alternatif solusi untuk rencana yang akan dibuat)
1. Apa
rencana Ibu/bapak dalam mencapai tujuan?
2. Adakah
prioritas?
3. Apa
strategi untuk itu?
4. Bagaimana
jangka waktunya?
5. Apa
ukuran keberhasilan rencana aksi Bapak/Ibu?
6.
Bagaimana cara Bapak/Ibu mengantisipasi gangguan?
TIRTA (Tanggung Jawab)
Tanggungjawab
(Membuat komitmen atas hasil yang dicapai dan untuk langkah selanjutnya)
1. Apa
komitmen Bapak/Ibu terhadap rencana aksi?
2. Siapa
dan apa yang dapat membantu Bapak/Ibu dalam menjaga komitmen?
3.
Bagaimana dengan tindak lanjut dari sesi coaching ini?
Dengan menjalankan
alur TIRTA ini, harapannya seorang kepala sekolah dapat dapat menjalankan
percakapan berbasis coaching dengan lebih efektif dan
bermakna.
No comments:
Post a Comment